Saudaraku yang semoga dirahmati Allah swt, mari kita sejenak
merenung, melihat keadaan saudara-saudara kita di belahan lain bumi ini. Pada
kesempatan ini, mari kita lihat saudara kita di Palestina, Syiria dan Mesir.
Saudaraku, ketika kita melihat kondisi mereka sudah
seharusnya kita bersyukur kepada Allah SWT. Kita yang tinggal di Indonesia
dalam keadaan yang aman. Keselamatan jiwa kita tidak terancam oleh konflik.
Selain itu banyak kemudahan yang kita rasakan. Kita pergi ke masjid mudah,
tidak ada ancaman. Pergi ke sekolah atau ke kampus untuk menuntut ilmu mudah
dan aman. Pelayanan kesehatan mudah dan bisa kita dapatkan. Kebutuhan bahan
makanan pun juga mudah. Kebutuhan transportasi juga mudah. Begitu pula dengan
kemudahan-kemudahan lain yang bisa kita peroleh di negeri ini. Sangat berbeda
dengan saudara- saudara kita di tiga tempat yang menjadi perhatian kita saat
ini bukan?
Namun, apakah syukur kita sudah seimbang dengan
kemudahan-kemudahan yang Allah SWT berikan kepada kita saat ini?
Saudaraku, kita masih saja setengah hati dalam menjalankan
hal-hal yang Allah swt perintahkan. Kita masih suka menunda-nunda dalam
melaksanakan perintah tersebut. Bahkan terkadang kita mengabaikan perintah
Allah swt tersebut. Selain itu kita juga masih sering melanggar
larangan-larangan yang Allah SWT sudah berikan kepada kita. Astaghfirullah.
Bagaimana dengan saudara-saudara kita disana?
Mereka teguh dengan yang mereka yakini dan jalani, yaitu
islam. Mereka tetap menjalani islam ini dengan sebaik-baiknya walaupun jiwa
mereka terancam. Dan kondisi mereka memang memperlihatkan siapa yang muslim
sejati, siapa yang munafiq, siapa yang kafir. Namun apakah kita yang ada di
negeri ini harus menunggu kondisi kita
sama dengan saudara kita yang disana agar kita bisa dan baru mau menjalani
islam ini dengan sepenuh hati?
Kita tentu tidak menginginkan hal seperti itu terjadi di
negeri ini. Benar begitu saudaraku?
Jadi, mari kita jalani islam ini dengan baik. Sesuai yang sudah
dicontohkan oleh baginda Rasulullah SAW, sahabat-sahabatnya, serta
generasi-generasi sesudahnya yang berada di jalan sama. Mudah-mudahan Allah swt
memberikan hidayah kepada kita semua. Aamiin.
Kembali melihat keadaan saudara-saudara kita yang ada
disana. Ujian yang mereka hadapi sebenarnya bukan untuk sebagian orang saja,
juga bukan untuk golongan tertentu saja. Ujian terhadap saudara kita di
Palestina, bukan hanya untuk mereka saja. Ujian terhadap saudara kita di Syiria
bukan untuk sunni saja. Ujian terhadap Mesir bukan untuk Ikhwanul Muslimin
saja. Tetapi itu semua adalah ujian bagi umat islam seluruhnya. Ujian bagi
orang-orang yang menginginkan dan memperjuangkan tegaknya kalimat tauhid di
atas muka bumi ini.
Musuh yang kita hadapi sebenarnya sama, yaitu orang-orang
yang memusuhi islam dan sistem yang mereka buat untuk memalingkan serta memecah
belah persatuan umat islam. Saudaraku, boleh jadi kekacauan yang terjadi saat
ini merupakan salah satu tipu daya musuh kita yang ingin memecah belah
persatuan kita. Mereka ingin agar konsentrasi kita terpecah. Kaum sunni fokus
ke Syiria. Ikhwanul muslimin fokus ke Mesir. Begitu seterusnya. Sehingga
kekuatan umat islam terpecah dan boleh jadi musuh kita menginginkan terjadinya
fanatik golongan. Kita menjadi tidak peduli terhadap saudara kita di golongan
lain, padahal sebenarnya tujuan kita adalah sama yaitu tegaknya kalimat tauhid
di muka bumi meski jalan yang kita tempuh berbeda.
Musuh inginkan kita lupa akan goresan luka yang mereka buat dalam tubuh kita.
Dengan membuat goresan luka yang baru untuk mencapai tujuan mereka. Begitu
kejam. Mereka inginkan perhatian kita berpindah pada luka yang baru, padahal
luka lama masih menganga. Kemudian mereka membuat luka itu semakin terasa dan
bertambah parah seiring bergantinya masa”
“ Musuh inginkan kita lupa bahwa kita satu
tubuh. Ketika salah satu bagian tubuh merasakan sakit maka tubuh yang lain juga
merasakan sakit”.
Saudaraku, mari kita lengkapi warna-warni usaha kita dengan
jalan-jalan yang telah ditunjukan oleh Allah SWT. Dan ingat bahwa apapun
wasilah yang kita gunakan tujuan kita sama, yaitu tegaknya kalimat tauhid di
muka bumi ini dan tentunya dalam bingkai ridho Allah SWT.
Solo, 26 November 2013.